Thursday, March 10, 2011

Jangan Pernah Takut Gagal
Minggu, 6 Maret 2011 | 09:08 WIB
Nama besar Lembaga Bimbingan Belajar Primagama tidak bisa dilepaskan dari peran Purdi E Chandra. Sebab, dialah yang ‘membidani’ lahirnya Primagama sekaligus mengantarkan bimbel itu berada di puncak ketenaran hingga memiliki cabang paling banyak dibanding bimbel yang lain.

Owner Primagama Group ini memang cukup gila. Dengan slogan “Cara Gila Jadi pengusaha” Purdi mulai bertekad mencetak sebanyak-banyaknya pengusaha sukses di Indonesia melalui Entrepreneur University. Sekolah bisnis ini sendiri telah berdiri di lebih dari 50 kota di Indonesia. Purdi adalah salah seorang mentor bisnis sukses, terbukti hingga kini ia masih selalu menjadi tempat bertanya para pengusaha maupun calon pengusaha.
Primagama Group hampir bisa dikatakan merajai bisnis pendidikan formal dan nonformal. Selain memiliki ratusan cabang franchise bimbingan belajar, Primagama juga memiliki universitas, sekolah pengusaha, property, musik, hingga belakangan sekolah sulap. Purdi seakan tidak menunjukkan niat berhenti mengembangkan usahanya.
Siapa Purdi E Chandra?
Purdi sebetulnya anak kuliahan juga. Pria ini tercatat pernah menjadi mahasiswa di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) yang membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya ia merasa tidak mendapatkan apa-apa dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan.  Dia juga merasa kuliah yang dijalaninya tidak mampu mewujudkan mimpinya menjadi orang sukses. Karena itu diapun memilih drop out.
Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita -cita dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Sejak saat itu pria kelahiran Punggur, Lampung Tengah 9 September 1959 ini mulai menajamkan intuisi bisnisnya. Dia melihat tingginya antusiasme siswa SMA yang ingin masuk perguruan tinggi negeri yang punya nama, seperti UGM.
Bagaimana jika mereka dibantu untuk memecahkan soal-soal ujian masuk perguruan tinggi, pikirnya waktu itu. Purdi lalu mendapatkan ide untuk mendirikan bimbingan belajar yang diberi nama, Primagama.
“Saya mulai usaha sejak tahun 1982. Mungkin karena nggak selesai kuliah itu yang memotivasi saya menjadi pengusaha,” kisah Purdi. Lalu, dengan modal hasil melego motornya seharga 300 ribu rupiah, ia mendirikan Bimbel Primagama dengan menyewa tempat kecil dan disekat menjadi dua. Muridnya hanya 2 orang. Itu pun tetangga. Biaya les cuma 50 ribu untuk dua bulan. Kalau tidak ada les maka uangnya bisa dikembalikan.
Segala upaya dilakukan Purdi untuk membangun usahanya. Dua tahun setelah itu nama Primagama mulai dikenal. Muridnya bertambah banyak. Setelah sukses, banyak yang meniru nama Primagama. Purdi pun berinovasi untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikannya ini. “Sebenarnya yang bikin Primagama maju itu setelah ada program jaminan diri,” ungkapnya soal rahasia sukses mengembangkan lembaganya.
Mengembangkan Sistem Waralaba
Ketika reputasi Bimbel Primagama makin dikenal di Kota Pelajar, Jogya Purdi tak cepat berpuas diri. Ia ingin mengembangkan cabang Primagama di kota lain. Mulailah cabang-cabang Primagama bermunculan di Bandung, Jakarta dan kota besar lain di Indonesia. Purdi juga berinovasi mengembangkan sistem franchise atau waralaba (pemberian hak pada seseorang dalam penggunaan merek untuk menjalankan usaha dalam kurun waktu tertentu).
Menurutnya sistem ini sangat tepat untuk dikembangkan sebab usaha bisa berkembang tanpa harus menyiapkan dana sendiri. “Sistem ini lebih menguntungkan untuk mengembangkan usaha kita daripada cara yang lainnya. Yang jelas orang lain membayar merek dan royalti tiap bulannya pada kita,” jelas ayah dari Fesha dan Zidan ini.
Pengusaha Yang Berani
Keberanian adalah salah satu modal wirausaha. Purdi menyatakan seorang wirausaha harus berani mimpi, berani mencoba, berani merantau, berani gagal dan berani sukses. Lima hal ini adalah hasil dari pengalamannya selama ini.
Sejak dini  Enterprise 50 dari Anderson Consulting dan Majalah Swa ini sudah dididik berjiwa usaha. Di bangku SMP ia sudah beternak ayam dan bebek, kemudian menjual telurnya ke pasar. Purdi bermimpi kelak ia akan menjadi pengusaha sukses.
Berani mimpi menurut Purdi adalah cetak biru dari sebuah visi ke depan seorang wirausaha. Mimpi itu akan mensugesti seseorang untuk berhasil dan mengerahkan semua kemampuannya untuk mencapai visinya. Mimpi ini pula akan memotivasi bawahannya dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih dinamis.
Orang yang memiliki mimpi besar dicontohkan Purdi adalah Bill Gates yang bermimpi kelak di semua rumah di dunia akan memiliki computer. Atau juga Michael Dell yang bermimpi mengalahkan perusahaan komputer raksasa IBM. Mereka ini menurut Purdi orang yang yakin mimpinya akan jadi kenyataan dengan kerja keras.
“Orang itu tidak pernah gagal, hanya saja dia berhenti mencoba,” tukas pria yang mendapatkan gelar dari lembaga pendidikan yang dibentuknya sendiri. Purdi mengingatkan jika seorang ingin berhasil dalam bisnis harus berani mencoba. Situasi sulit justru membuat seorang wirausaha semakin tertantang.
Soal merantau, Purdi muda sudah berani meninggalkan kota kelahirannya dan mencoba mandiri dengan bersekolah di salah satu SMA di Yogyakarta. Ibunya, Siti Wasingah dan ayahnya, Mujiyono, merestui keinginan kuat anaknya untuk mandiri. Dengan merantau Purdi merasa tidak tergantung dan bisa melihat berbagai kelemahan yang dia miliki. Pelan-pelan berbagai kelemahan itu diperbaiki oleh Purdi. Hasilnya, Ia mengaku semakin percaya diri dan tahan banting dalam setiap langkah dalam bisnisnya.
Gagal dan berhasil ada dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Namun, bagaimana menyikapi sebuah kegagalan itu yang penting. Baginya, pengalaman gagal dapat dipergunakan untuk menemukan kekuatan baru agar bisa meraih kesuksesan kembali.
“Mungkin saja kegagalan itu datang untuk memuliakan hati kita, membersihkan pikiran kita, memperluas wawasan kita, membersihkan pikiran kita dari keangkuhan dan kepicikan, serta untuk lebih mendekatkan diri kita pada Tuhan,” kata pria yang mengaku pernah 10 kali gagal saat membuat restoran Padang.
BODOL, BOTOL dan BOBOL
Purdi mengaku punya resep manjur bagi yang ingin berwirausaha, yaitu BODOL, BOTOL dan BOBOL. Mungkin masih kedengaran aneh di telinga, namun ia meyakinkan bahwa resep ini berguna bagi yang merasa ragu-ragu dan terlalu banyak perhitungan dalam berusaha yang malah menghambat rencana mereka untuk berwirausaha.
Jika orang bingung ketika memulai bisnis karena tak punya modal, menurut Purdi gunakan saja resep BODOL yaitu Berani, Optimis, Duit, Orang Lain. Dalam bisnis diperlukan keberanian dan rasa optimis. Jika tidak punya uang tidak ada salahnya pinjam duit orang lain. Pasti ada orang yang mau membiayai bisnis yang akan kita jalankan jika memang prospektif.
“Kalau kita punya duit dan modal tapi tidak ahli di bidang bisnis, gunakan jurus BOTOL,” tukas Purdi. Berani, Optimis, Tenaga, Orang Lain. Jika kita punya modal, kenapa tidak kita serahkan pada yang ahli di bidangnya sehingga bisnis tetap berjalan. Pendeknya kita tak harus menggunakan tenaga sendiri untuk menjalankan bisnis.
Resep terakhir adalah jurus BOBOL. yaitu Berani, Optimis, Bisnis, Orang, Lain. Ini dikeluarkan jika ide bisnis pun tak ada maka kita bisa meniru bisnis orang lain tambah Purdi. Ibaratnya, bisnis adalah seperti masuk ke kamar mandi yaitu dengan tidak banyak berpikir. Jika di kamar mandi airnya kurang hangat, semua bisa diatur hingga sesuai dengan keinginan kita. ins

Yang Menarik dari Purdi E Chandra
- Lahir : Lampung Tengah 9 September 1959
- Pernah kuliah di 4 Jurusan, yakni Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM)
- Mengawali bisnis Primagama dengan melego motor
- Menurutnya orang harus berani mimpi, berani mencoba, berani merantau, berani gagal dan berani sukses.
- Kiat suksesnya BODOL, BOTOL dan BOBOL 
sumber www.surabayapost.co.id

No comments: